BISNIS ONLINE

Rabu, 11 Juli 2012

KEUTAMAAN LAILATUL QADAR

KEUTAMAAN SHALAT MALAM LAILATUL QADAR



Pertama,
 lailatul qadar adalah malam yang penuh keberkahan (bertambahnya kebaikan). Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadar: 1). Keberkahan dan kemuliaan yang dimaksud disebutkan dalam ayat selanjutnya (yang artinya), “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar: 3-5). Sebagaimana kata Abu Hurairah, malaikat akan turun pada malam lailatul qadar dengan jumlah tak terhingga. Malaikat akan turun membawa kebaikan dan keberkahan sampai terbitnya waktu fajar. (Zaadul Maysir, 6/179)

HIKMAH SHALAT TARAWIH

HIKMAH SHALAT TARAWIH



Malam ke-1:
Keluar dosa-dosa orang mukmin pada malam pertama seperti ia baru dilahirkan, mendapat ampunan dari Allah.
Malam ke-2:
Dosa-dosa orang mukmin yang sholat tarawih serta kedua ibu bapaknya (sekiranya mereka orang beriman), telah diampuni Allah.
Malam ke-3:
Berserulah malaikat di bawah ‘Arasy’ supaya dapat meneruskan sholat tarawih terus-menerus sehingga Allah akan mengampuni dosa Anda.
Malam ke-4:
Membaca kitab-kitab Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran untuk memperoleh pahala.
Malam ke-5:
Allah mengaruniakan pahala seperti orang sholat di Masjidil haram, Masjid Madinah dan Masjidil Aqsa.
Malam ke-6:
Allah mengaruniakan pahala dari malaikat-malaikat yang tawaf di Baitul Ma’mur (70 ribu malaikat sekali tawaf), serta setiap batu-batu dan tanah-tanah mendoakan supaya Allah mengampuni dosa-dosa orang yang mengerjakan sholat tarawih pada malam ini.
Malam ke-7:
Seolah-olah bertemu dengan Nabi Musa serta menolong Nabi AS menentang musuh ketatnya Fi’raun dan Hamman.
Malam ke-8:
Allah mengaruniakan pahala kepada orang shalat tarawih seperti yang telah dikaruniakan kepada Nabi Allah Ibrahim AS.
Malam ke-9:
Allah mengaruniakan pahala dan menaikkan mutu ibadah hambanya seperti Nabi Muhamad S.A.W.
Malam ke-10:
Allah SWT mengaruniakan kebaikan di dunia dan akhirat.
Malam ke-11:
Anda akan keluar seperti baru dilahirkan dan bersih daripada dosa dan dunia (mati).
Malam ke-12:
Allah datang pada hari kiamat dengan muka yang bercahaya (cahaya ibadahnya).
Malam ke-13:
Allah datang pada hari kiamat dalam aman sentosa untuk tiap-tiap kejahatan dan keburukan.
Malam ke-14:
Malaikat datang menyaksikan proses shalat tarawih, dan Allah tidak akan menghukumnya di hari kiamat.
Malam ke-15:
Semua alaikat akan menanggung Arasy, Kursi, berselawat dan mendoakan supaya Allah mengampuni dosa Anda.
Malam ke-16:
Allahsubhanahuwata’ala tertulis baginya, terlepas daripada neraka dan masuk ke surga.
Malam ke-17:
Allah mengaruniakan orang yang bertarawih pahalanya pada malam ini sebanyak pahala Nabi-Nabi.
Malam ke-18:
Malaikat berseru, “Hai hamba Allah sesungguhnya Allah telah ridho kepada engkau dan ibu bapak engkau (yang masih hidup atau mati)”.

HIKMAH MEMBACA AL-QUR’AN DI BULAN RAMADHAN

HIKMAH MEMBACA AL-QUR'AN DI BULAN RAMADHAN



1. Al Quran adalah petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al A’raf :52)
Dari ayat di atas jelaslah bahwa Allah sebagai yang Maha Mengetahui atas segala perilaku makhluknya, memberikan satu kitab petunjuk bagi ummat manusia dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Dengan adanya kitab petunjuk/pedoman yang datangnya langsung dari Allah dan dijamin kebenarannya karena selalu dipelihara dan dijaga keasliannya oleh Allah SWT, maka diharapkan kita kaum muslimin tidak akan tersesat jalan. Hal ini ditegaskan dalam surat Al-Hijr ayat 9 yang berbunyi:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr :9)

HIKMAH PUASA RAMADHAN

HIKMAH PUASA RAMADHAN



  1. Puasa mengistirahatkan pencernaan dan perut dari kelelahan kerja yang terus menerus, mengeluarkan sisa makanan dari dalam tubuh, memperkuat badan.
  2. Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan. Pada hari-hari ketika tidak sedang berpuasa, alat pencernaan di dalam tubuh bekerja keras, oleh karena itu sudah sepantasnya alat pencernaan diberi istirahat.
  3. Membersihkan tubuh dari racun & kotoran (detoksifikasi). Puasa merupakan terapi detoksifikasi yang paling tua. Dengan puasa, berarti membatasi kalori yang masuk dalam tubuh kita sehingga menghasilkan enzim antioksidan yang dapat membersihkan zat-zat yang bersifat racun dari dalam tubuh.
  4. Mendorong terjadinya pergantian sel-sel tubuh yang rusak dengan yang baru(peremajaan).
  5. Memperbaiki fungsi hormon dan juga meningkatkan fungsi organ tubuh.

FADHILAH PUASA RAMADHAN

FADHILAH PUASA RAMADHAN


Mendapat Ampunan dari Allah
Abu Hurairah r.a berkata : Nabi Muhammad s.a.w bersabda : “Barang siapa yang puasa bulan Ramadhan karena keimanannya dan benar-benar mengharapkan pahala dari Allah, maka diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu.” (Bukhori, Muslim)

Do’a-Do’anya Makbul
“Ada tiga orang yang tidak ditolak do’a mereka: Orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil dan do’anya orang yang teraniaya. (Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majjah dan Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hasan).

Syiam Hanya Untuk Allah Dan Hanya Allah Yang Akan Membalasnya.
Bau Mulut Orang Yang Berpuasa Lebih Harum Dari Kasturi.

HAL-HAL YANG MEMPERBOLEHKAN TIDAK BERPUASA RAMADHAN

HAL-HAL YANG MEMPERBOLEHKAN TIDAK BERPUASA RAMADHAN



1. Safar (perjalanan)
Seorang yang sedang dalam perjalanan, dibolehkan untuk tidak berpuasa. Keringanan ini didasari oleh Firman Allah SWT:
Dan siapa yang dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan maka menggantinya di hari lain (QS Al-Baqarah: 85)
Sedangkan batasan jarak minimal untuk safar yang dibolehkan berbuka adalah jarak dibolehkannya qashar dalam shalat, yaitu 47 mil atau 89 km. Sebagian ulama mensyaratkan bahwa perjalanan itu telah dimulai sebelum mulai berpuasa (waktu shubuh). Jadi bila melakukan perjalanan mulai lepas Maghrib hingga keesokan harinya, bolehlah dia tidak puasa pada esok harinya itu.

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA


  1. Makan dan minum dengan sengaja. Jika dilakukan karena lupa maka tidak batal puasanya. 
  2. Jima' (bersenggama). 
  3. Memasukkan makanan ke dalam perut. Termasuk dalam hal ini adalah suntikan yang mengenyangkan dan transfusi darah bagi orang yang berpuasa. 
  4. Mengeluarkan mani dalam keadaan terjaga karena onani, bersentuhan, ciuman atau sebab lainnya dengan sengaja. Adapun keluar mani karena mimpi tidak membatalkan puasa karena keluarnya tanpa sengaja. 
  5. Keluarnya darah haid dan nifas. Manakala seorang wanita mendapati darah haid, atau nifas batallah puasanya, baik pada pagi hari atau sore hari sebelum terbenam matahari. 
  6. Sengaja muntah, dengan mengeluarkan makanan atau minuman dari perut melalui mulut. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."Barangsiapa yang muntah tanpa sengaja maka tidak wajib qadha, sedang barangsiapa yang muntah dengan sengaja maka wajib qadha." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi). Dalam lafazh lain disebutkan : "Barangsiapa muntah tanpa disengaja, maka ia tidak (wajib) mengganti puasanya)." DiriwayatRan oleh Al-Harbi dalamGharibul Hadits (5/55/1) dari Abu Hurairah secara maudu' dan dishahihRan oleh AI-Albani dalam silsilatul Alhadits Ash-Shahihah No. 923. 
  7. Murtad dari Islam (semoga Allah melindungi kita darinya). Perbuatan ini menghapuskan segala amal kebaikan. Firman Allah Ta'ala: Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. "(Al-An'aam:88). Tidak batal puasa orang yang melakukan sesuatu yang membatalkan puasa karena tidak tahu, lupa atau dipaksa. Demikian pula jika tenggorokannya kemasukan debu, lalat, atau air tanpa disengaja. Jika wanita nifas telah suci sebelum sempurna empat puluh hari, maka hendaknya ia mandi, shalat dan berpuasa.

SYARAT SYAHNYA PUASA RAMADHAN

SYARAT SAH PUASA

Syarat-syarat sah yang dikerjakan oleh orang yang berpuasa ramadhan ada empat (4) perkara :
  1. Orang Islam. tidak sah puasanya orang kafir. 
  2. Orang yang berakal sehat. tidak sah puasanya orang yang hilang akalnya, karena gila, ayan atau mabuk. 
  3. Orang yang telah putus dari darah haidh, nifas, dan wiladah. sekalipun  belum mandi wajib untuk mensucikan diri dari haidh,nifas, wiladahnya. tidak sah puasanya orang yang sedang haidh,nifas,wiladah. Tetapi wajib mengkodho puasa yang ditinggalkan.tidak wajib mengkodho shalat fardhu yang ditinggalkan. 
  4. Waktu yang diterima untuk mengerjakan puasa. tidak sah puasa pada hari raya fitrah,hari raya adha, dan 3 hari sesudah adha yang disebut hari tasyriq. Itulah hari-hari yang haram berpuasa, meskipun puasa wajib, karena nadzar, qodho wajib mudhayyaq dll.

NIAT PUASA DAN DOA BUKA PUASA RAMADHAN

BACAAN NIAT PUASA RAMADHAN







Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Nawaitu shouma ghodin ‘an adaa-i fardhi syahri romadhoona haadzihis sanati lillaahi ta ‘aala.
Artinya :
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Aku berniat puasa esok hari menunaikan kewajiban Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala

PALING DISUKAI